Program Cleanpreneur yang dikembangkan oleh Kelompok 16 KKN Internasional ke-II di Desa Sriminosari, Kecamatan Labuhan Maringgai, Kabupaten Lampung Timur, telah membuktikan bahwa inovasi sederhana dapat memberikan dampak besar bagi kehidupan masyarakat. Diprakarsai oleh Ahmad Maulana Saputra, mahasiswa Teknik Kimia Institut Teknologi Sumatera, program ini mengajarkan warga cara membuat sabun cuci piring ekonomis dengan kualitas setara produk komersial.
Brosur pembuatan sabun cuci piring
Program ini lahir dari kebutuhan nyata masyarakat Sriminosari untuk mengurangi pengeluaran rumah tangga, khususnya untuk kebutuhan pembersih. Dengan mengusung konsep "Natural Freshness" dan "Real Clean", program Cleanpreneur menawarkan solusi praktis yang dapat diimplementasikan oleh setiap keluarga.
Inisiatif KKN ini tidak hanya fokus pada aspek ekonomi, tetapi juga mempertimbangkan dampak lingkungan dengan mengurangi limbah plastik melalui sistem isi ulang botol bekas. Pendekatan holistik ini menunjukkan bahwa program pemberdayaan masyarakat dapat mengintegrasikan aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan dalam satu solusi.
Program Cleanpreneur telah terbukti memberikan penghematan signifikan hingga 40% untuk kebutuhan pembersih rumah tangga. Dengan modal yang terjangkau, satu batch produksi dapat menghasilkan 15-20 liter sabun cuci piring berkualitas dengan biaya produksi yang jauh lebih rendah dibandingkan membeli produk jadi.
Selain aspek ekonomi, program ini juga memperkuat nilai gotong royong melalui pelatihan bersama warga. Kegiatan ini menciptakan ruang pembelajaran kolektif di mana warga dapat saling berbagi pengalaman dan tips dalam proses pembuatan.
Resep yang dikembangkan menggunakan pendekatan ilmiah dengan bahan-bahan berkualitas tinggi. Formula utama terdiri dari Texapon (Sodium Lauryl Ether Sulfate) 1 kg dan SLS (Sodium Lauryl Sulfate) 200 gram sebagai bahan aktif pembersih. Penggunaan air bersih Sriminosari sebagai pelarut menunjukkan optimalisasi sumber daya lokal yang tersedia.
Proses pembuatan yang sistematis dimulai dari pelarutan Texapon dalam 5 liter air, penambahan SLS secara bertahap, hingga pengaturan kekentalan menggunakan garam dapur. Penambahan pewangi lemon atau jeruk memberikan aroma segar alami, sementara pewarna makanan bersifat opsional sesuai preferensi.
Program ini menekankan pentingnya keselamatan kerja dengan protokol yang jelas: penggunaan sarung tangan selama proses, penyimpanan bahan kimia yang aman dari jangkauan anak-anak, dan kepatuhan terhadap takaran resep untuk menjaga kualitas produk. Tahap akhir yang melibatkan pendiaman selama 5-6 jam sebelum pengemasan memastikan stabilitas formula dan kualitas optimal.
Program Cleanpreneur membuka peluang usaha mandiri bagi warga dengan sistem pemasaran yang fleksibel. Produk dapat dipasarkan di warung sekitar, acara desa, dan melalui sistem isi ulang yang ramah lingkungan. Model bisnis ini tidak hanya menguntungkan produsen, tetapi juga membantu tetangga mendapatkan produk pembersih berkualitas dengan harga terjangkau.
Keberlanjutan program didukung oleh transfer knowledge yang komprehensif melalui pelatihan terstruktur dan dokumentasi resep yang dapat direplikasi. Sistem ini memungkinkan program terus berjalan bahkan setelah masa KKN berakhir.
Keberhasilan program Cleanpreneur di Sriminosari dapat menjadi model pemberdayaan masyarakat yang dapat direplikasi di desa-desa lain. Kombinasi antara pendekatan ilmiah dari mahasiswa teknik kimia dengan kearifan lokal masyarakat menciptakan sinergi yang menghasilkan solusi berkelanjutan.
Program ini membuktikan bahwa KKN Internasional dapat memberikan kontribusi nyata dalam pembangunan masyarakat melalui transfer teknologi tepat guna. Kemandirian ekonomi yang tercipta dari program sederhana ini berpotensi menjadi fondasi bagi pengembangan UMKM di tingkat desa.
Program Cleanpreneur Sriminosari merupakan contoh nyata bagaimana kolaborasi antara mahasiswa dan masyarakat dapat menghasilkan inovasi yang berdampak. Dengan pendekatan yang mengintegrasikan aspek ekonomi, lingkungan, dan sosial, program ini tidak hanya memberikan solusi praktis untuk kebutuhan sehari-hari, tetapi juga membuka jalan bagi kemandirian ekonomi masyarakat desa.
Keberhasilan program ini menjadi inspirasi bahwa pemberdayaan masyarakat tidak selalu membutuhkan teknologi canggih atau modal besar. Kadang kala, solusi sederhana yang dirancang dengan baik dapat memberikan dampak yang luar biasa bagi kehidupan masyarakat.
Perpisahan Mahasiswa KKN Bersama Internasional di Desa Sriminosari Berlangsung Haru
13
Ternyata mangrove bisa dijadikan keripik Camilan Sehat dari Pesisir Sriminosari
22
Desa Sriminosari Resmikan BUM Desa TRIDAYAMINOSARIPRIMA SRIMINOSARI
25
Booklet Inovatif Panduan Lengkap Pembuatan Keripik Mangrove untuk Ekonomi Kreatif Masyarakat Sriminosari
41
Program KKN Internasional Perkenalkan Olahan Keripik Mangrove kepada Masyarakat Sriminosari
83
Perpisahan Mahasiswa KKN Bersama Internasional di Desa Sriminosari Berlangsung Haru
13
Ternyata mangrove bisa dijadikan keripik Camilan Sehat dari Pesisir Sriminosari
22
Desa Sriminosari Resmikan BUM Desa TRIDAYAMINOSARIPRIMA SRIMINOSARI
25
Booklet Inovatif Panduan Lengkap Pembuatan Keripik Mangrove untuk Ekonomi Kreatif Masyarakat Sriminosari
41
Program KKN Internasional Perkenalkan Olahan Keripik Mangrove kepada Masyarakat Sriminosari
83
Desa Sriminosari Kukuhkan Tim Pembina Posyandu untuk Masa Bhakti 2025-2030
32
jln.Raya Inpres Desa Sriminosari Kec.Labuhan Maringgai Kab.Lampung Timur Provinsi Lampung Labuhan Maringgai